DEVINISI PIL KB
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah
kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan
dengan cara
per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang
banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta
harganya murah.
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang
berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi
hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran
atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium
setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar
dan konsisten (Sastrawinata, 2000).
Jenis-jenis
Ada 5 jenis pil
KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali.
Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol.
Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan
estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi,
terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel,
norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.
2. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensial
Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus.
Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16
hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari
terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat
estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara
penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah
dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang
hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat
progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil.
Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil
mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah
0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari
pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu :
a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat
4. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi
yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan
kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam
waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang diberikan
untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas
antara lain :
1. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti
progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.
2. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa
modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya
tersedia di India.
Kelemahan dan Kelebihan
• Pil oral kombinasi
Kelemahan :
1. Mahal
2. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan
meningkatkan kegagalan.
3. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.
4. Ada
interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,
fenilbutason dan antibiotik tertentu).
5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.
6. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa tidak
enak di payudara, sakit kepala, mengurangi ASI, berat badan meningkat, jerawat,
perubahan mood, pusing, serta retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi
yang jarang namun bisa berbahaya khususnya buat perokok.
Kelebihan :
1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Mudah digunakan.
5. Mudah dihentikan setiap saat.
6. Mengurangi perdarahan saat haid.
7. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.
8. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.
9. Mengurangi insidens kista ovarium.
10.Mengurangi insidens tumor jinak mammae.
11.Mengurangi karsinoma endometrium.
12.Mengurangi infeksi radang panggul.
13.Mengurangi osteoporosis.
14.Mengurangi rheumatoid artritis.
15.Mengurangi kehamilan ektopik.
• Pil Mini
Kelebihan :
1. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.
2. Tidak mempengaruhi air susu ibu.
3. Nyaman, mudah digunakan.
4. Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kelemahan :
1. Mahal.
2. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
3. “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
4. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).
5. Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan
berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat,
hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka)
sangat jarang.
6. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak
menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan.
7. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.
(Sarifuddin, 2006)
. Efek Samping
Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa
gejala-gejala subjektif dan objektif. Gejala-gejala subyektif, yaitu :
1. Mual/muntah (terutama tiga bulan pertama).
2 Sakit kepala ringan, migraine.
3. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).
4. Tidak ada haid.
5. Sukar untuk tidak lupa.
6. Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis.
7. Nafsu makan bertambah.
8. Cepat lelah.
9. Mudah tersinggung, depresi.
10. Libido bertambah/berkurang.
Gejala-gejala obyektif, yaitu :
1. Sedikit meningkatkan berat badan.
2. Tekanan darah meninggi.
3. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting, perdarahan
diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak), terutama bila lupa menelan
pil atau terlambat menelan pil.
4. Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma.
5. Keputihan (flour albus).
6. Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas
Air Susu Ibu (ASI).
7. Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah
tinggi terutama pada usia > 35 tahun.
Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan gejala sampingan yang
ringan dan yang sering ditemukan adalah :
a. Mual/muntah
Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat berulang pad silkus
berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini kan
menghilang bila penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah masih berlangsung
terus maka harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan serta sebab-sebab
lainnya. Biloa sebab-sebab lainnya telah disingkirkan dan mula/muntah
berlangsung terus, sebaiknya diganti dengan cara lain.
b. Pusing, sakit kepala
Kadang-kadang keluhan ini dirasakan oleh karena kecemasan menggunkan pil
kontrasepsi, bahkan keluhan dapat dirasakan pada tablet inaktif diminum. Hal
ini agaknya serupa dengan premenstrual headache. Migraine kemudian akan
menyembuh atau kadang-kadang malah menghebat. Harus difikirkan kemungkinan
thrombosis cerebri bila migraine timbul secra tiba-tiba dan hebat atau nyeri
kepala yang hebat.
c. Nyeri/tegang pada buah dada
Pada siklus pertama buah dada dapat teras nyeri/ tegang tetapi gejala ini
segera menghilang pada siklus berikutnya.
d. Hyperpigmentasi/choasma
Hyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai pil kontrasepsi
terutama mereka yang berdiam didaerah yang bnayak mendapat sinar matahari.
Hanya dengan mengentikan penggunaan pil kontrasepsi ini, gejala akan menghilang
lambat laun.
e. Kulit berminyak, acne
Acne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang mengandung
progestogen yang bersifat androgenik. Dengan mengganti dengan pil yang
mengandung progestogen yang tidak bersifat androgenik akan mengurangi gejala
ini.
f. Keputihan/ fluor albus
Seperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan monilia lebih besar.
Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik dari progestogen yang
dipergunakan serta perubahan Ph dan flora vagina. Bila setelah pengobatan belum
sembuh, sebaiknya penggunaan pil kontrasepsi dihentikan dan diganti dengan cara
lain sampai gejala-gejala menghilang.
g. Penambahan berat badan
Dalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan sampai kurang
lebih 1 kilogram. Ini disebabkan oleh retensi cairan atau akibat perubahan
metabolik yang terjadi. Penambahan berat badab lebih dari 4 kg harus diawasi dan
bila tidak dapat diatur dengan diet, sebaiknya pil dihentikan dan diganti
dengan cara lain.
h. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi
Pada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi akan berkurang.
Kadang-kadang terjadi breakthrough bleeding atau spotting pada waktu penggnaan
pil kontrasepsi. Gejala-gejala ini akan menghilang dengan sendirinya, tetapi
bila masih terdapat, sebaiknya pil diganti dengan yang mengandung estrogen
lebih tinggi. Harus pula disingkirkan kemungkinan-kemungkinan penyebab lainnya
terutama pada akseptor yang telah lama.
Amenorrhoe atau missed (silent menstruation) dapat terjadi pada beberapa kasus.
Bila terjadi selama dua siklus berturut-turut, haruslah diperiksa terhadap
kemungkinan adanya kehamilan. Setelah kehamilan disingkarkan dan ternyata
setelah tiga siklus, menstruasi belum juga terjadi maka sebaiknya pil
kontrasepsi dihentikan sampai menstruasi kembali sperti semula. Smentara ini
dianjurkan untuk memakai cara kontrasepsi yang lian.
Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil berhenti atau
diikuti pula dengan galactorrhoe. Pada kasus-kasus demikian fertilitas akan
kembali dengan sendirinya setelah beberapa waktu atau dapat pula diberikan
clomiphen citrat. Bila dengan cara ini masih belum berhasil dapat pula dicoba
dengan human menopausal gonadotrophin.
Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :
1. Metabolisme karbohidrat
Pil dapat menimbulkan GTT yang abnormal pada kurang lebih 40 % akseptor. Oleh
karena itu penderita DM yang menggunakan pil kontrasepsi harus diawasi dengan
baik.
2. Kelenjar thyroid
Oleh pengaruh estrogen dalam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan thyroksin
binding globulin dan protein bound iodine.
3. Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi
Pada beberapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada umumnya
tidak menunjukan terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan clomiphen bila
perlu dapat dicoba.
4. Pengaruh terhadap persalinan kemudian
Kelainan kongenital tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan pil
kontrasekpsi sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil kontrasepsi harus
segera dihentikan. Pada beberapa penyelidikan dikemukakan kemungkinan
terjadinya carcinoma vaginae pada anak di kemudian hari bila pil terus dimakan
dalam keadaan hamil.
5. Pengaruh terhadap laktasi
Estrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan memperpendek masa
laktasi, tetapi dengan dosisrendah pengsruh ini dapat dikurangi. Sebaliknya
mini pil yang hanya mengandung progestrogen tidak mempengaruhi laktasi.
6. Kardiovaskuler
Beberapa penyelidik terutama dari Amerika dan Inggris melaporkan bahwa
thrombophlebitis disertai atau tidak disertai dengan emboli paru-paru serta
thrombosis cerebral meninggi pada pemakai pil kontrasepsi. Kemungkinan ini lebih
besar pada akseptor dengan umur tua obesitas dan perokok. Dinegara-negara yang
sedang berkembang, kematian oleh kehamilan dan persalinan jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan kematian oleh thromboemboli.
7. Tumor ganas
Tidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan keganasan
pada alat-alat genital. Bila ditemukan keganasan, pil kontrasepsi harus segera
dihentikan. Diduga pil kontrasepsi mengurangi insidens tumor mammae yang jinak.
Penagruh carcinogenik pada Ca mammae belum diketahui dengan jelas. Sebagian,
estrogen meberikan pengaruh yang buruk pada Ca mammae pada masa premenopause,
tetapi pada masa postmenpause malah dapat menimbulkan regresi Ca mammae
tersebut.
8. Icterus
Pil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang pernah menderita
chronic idiopathic jaundice dan pruritus generalisata yang terjadi
berulang-ulang selama kehamilan. Penderita yang pernah mengalami virus
hepatitis sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar
telah normal kembali.
9. Hypertensi
Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil kontrasepsi. Hypertensi
sendiri bukan merupakan kontraindikasi absolut, tetapi pengawasan tekanan darah
ahrus dilakukan lebih teliti. Bila tensi naik melebihi 160 mmHg sistolik dan
105 mmHg diastolik, harus diberikan oengobatan terhadap hypertensinya atau pil
kontrasepsi lain. Gejala hypertensi sering timbul pada wanita yang sebelumnya
pernah mengalami hypertensi selama kehamilan atau terdapat riwayat hypertensi
dalam keluarga.
10.Depresi
Pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan perasaannya(mood) selama siklus
menstruasi. Kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi pada
pemakai pil kontrasepsi. Bila ini terjadi, pil kontrasepsi dapat dihentikan dan
diganti dengan cara kontrasepsi yang lain.
11.Libido
Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita. Ini disebabkan
pengaruh steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi hamil. Biasanya
frekuensi coitus menurun setelah ovulasi, tetapi dengan pil kontrasepsi perubahan
ini tidak tampak. Kadang-kadang sekali terdapat wanita yang mengeluh libidonya
berkurang dan dalam hal ini sebaiknya pil oral dihentikan (Sastrawinata, 2000).
Cara Penggunaan
Panduan cara penggunaan pil KB adalah sebagai berikut : (Saifuddin, 2006)
1. Pil Kombinasi
a. Petunjuk Umum
Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum :
1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari
yang ada pada kemasan.
5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.
6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari
kemasan yang baru.
7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah
meminumnya.
8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan
saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.
9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari
atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.
10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
b. Aturan Pil Lupa
Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil
pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila
lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual
yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai pil habis).
c. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post
partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan
gunakan metode barier.
d. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum dan
aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE
pada pasien tentang berbagai metode kontrasepsi.
2. Pil Sequential
Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus.
Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14–16
hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5–7 hari
terakhir.
3. Mini Pil atau Pil Progestin
Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil Progestin :
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid
(tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:
1. Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.
2. Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti
dengan mini pil.
3. Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).
Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila :
1. Diduga tidak terjadi kehamilan.
2. Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya
jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi lain
untuk 2 hari).
3. Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila
menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).
Selain itu, mini pil dapat digunakan saat :
1. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti
dengan mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid
berikutnya, apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar
dan tidak hamil.
2. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini
pil. Pil dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak memerlukan
metode kontrasepsi tambahan lain.
Cara Minum Mini Pil atau Pil Progestin
Di bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:
1. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
2. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.
3. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum
walaupun haid belum kembali.
4. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi
karena efektifitas mini pil mulai menurun.
5. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang
lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual
pada 48 jam berikutnya.
6. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir
habis.
7. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus
(tidak haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.
8. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval,
tetap minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan
pertama).
9. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera
periksa ke pelayanan kesehatan.
10. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain
memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual
(termasuk HBV dan HIV/AIDS) atau lupa minum pil.
c. Aturan Pil Lupa
Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:
1. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat
dan gunakan metode barier selama 48 jam.
2. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan
gunakan metode barier sampai akhir bulan.
Hal yang Perlu Disampaikan pada Pasien
Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:
1. Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama.
Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan tidak
mengganggu kesehatan.
2. Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing,
ataupun nyeri payudara.
3. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi
obat-obatan tuberkulosis ataupun epilepsi.
4. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid,
kemungkinan terjadi kehamilan.
5. Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut, kemungkinan
terjadi kehamilan ektopik.
6. Masalah penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, kemungkinan terjadi hipertensi
atau masalah vaskuler.
7. Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di atas.