DEVINISI PIL KB
dengan cara
per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang
banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta
harganya murah.
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).
Jenis-jenis
Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.
2. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensial
Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu :
a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat
4. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.
2. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensial
Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu :
a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat
4. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain :
1. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.
2. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya tersedia di India.
Kelemahan dan Kelebihan
• Pil oral kombinasi
Kelemahan :
1. Mahal
2. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan meningkatkan kegagalan.
3. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.
4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbutason dan antibiotik tertentu).
5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.
6. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa tidak enak di payudara, sakit kepala, mengurangi ASI, berat badan meningkat, jerawat, perubahan mood, pusing, serta retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun bisa berbahaya khususnya buat perokok.
Kelebihan :
1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Mudah digunakan.
5. Mudah dihentikan setiap saat.
6. Mengurangi perdarahan saat haid.
7. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.
8. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.
9. Mengurangi insidens kista ovarium.
10.Mengurangi insidens tumor jinak mammae.
11.Mengurangi karsinoma endometrium.
12.Mengurangi infeksi radang panggul.
13.Mengurangi osteoporosis.
14.Mengurangi rheumatoid artritis.
15.Mengurangi kehamilan ektopik.
• Pil Mini
Kelebihan :
1. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.
2. Tidak mempengaruhi air susu ibu.
3. Nyaman, mudah digunakan.
4. Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kelemahan :
1. Mahal.
2. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
3. “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
4. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).
5. Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan
berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat,
hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.
6. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan.
7. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.
(Sarifuddin, 2006)
. Efek Samping
Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa gejala-gejala subjektif dan objektif. Gejala-gejala subyektif, yaitu :
1. Mual/muntah (terutama tiga bulan pertama).
2 Sakit kepala ringan, migraine.
3. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).
4. Tidak ada haid.
5. Sukar untuk tidak lupa.
6. Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis.
7. Nafsu makan bertambah.
8. Cepat lelah.
9. Mudah tersinggung, depresi.
10. Libido bertambah/berkurang.
Gejala-gejala obyektif, yaitu :
1. Sedikit meningkatkan berat badan.
2. Tekanan darah meninggi.
3. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting, perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak), terutama bila lupa menelan pil atau terlambat menelan pil.
4. Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma.
5. Keputihan (flour albus).
6. Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas Air Susu Ibu (ASI).
7. Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah tinggi terutama pada usia > 35 tahun.
Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan gejala sampingan yang ringan dan yang sering ditemukan adalah :
a. Mual/muntah
Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat berulang pad silkus berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini kan menghilang bila penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah masih berlangsung terus maka harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan serta sebab-sebab lainnya. Biloa sebab-sebab lainnya telah disingkirkan dan mula/muntah berlangsung terus, sebaiknya diganti dengan cara lain.
b. Pusing, sakit kepala
Kadang-kadang keluhan ini dirasakan oleh karena kecemasan menggunkan pil kontrasepsi, bahkan keluhan dapat dirasakan pada tablet inaktif diminum. Hal ini agaknya serupa dengan premenstrual headache. Migraine kemudian akan menyembuh atau kadang-kadang malah menghebat. Harus difikirkan kemungkinan thrombosis cerebri bila migraine timbul secra tiba-tiba dan hebat atau nyeri kepala yang hebat.
c. Nyeri/tegang pada buah dada
Pada siklus pertama buah dada dapat teras nyeri/ tegang tetapi gejala ini segera menghilang pada siklus berikutnya.
d. Hyperpigmentasi/choasma
Hyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai pil kontrasepsi terutama mereka yang berdiam didaerah yang bnayak mendapat sinar matahari. Hanya dengan mengentikan penggunaan pil kontrasepsi ini, gejala akan menghilang lambat laun.
e. Kulit berminyak, acne
Acne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang mengandung progestogen yang bersifat androgenik. Dengan mengganti dengan pil yang mengandung progestogen yang tidak bersifat androgenik akan mengurangi gejala ini.
f. Keputihan/ fluor albus
Seperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan monilia lebih besar. Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik dari progestogen yang dipergunakan serta perubahan Ph dan flora vagina. Bila setelah pengobatan belum sembuh, sebaiknya penggunaan pil kontrasepsi dihentikan dan diganti dengan cara lain sampai gejala-gejala menghilang.
g. Penambahan berat badan
Dalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan sampai kurang lebih 1 kilogram. Ini disebabkan oleh retensi cairan atau akibat perubahan metabolik yang terjadi. Penambahan berat badab lebih dari 4 kg harus diawasi dan bila tidak dapat diatur dengan diet, sebaiknya pil dihentikan dan diganti dengan cara lain.
h. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi
Pada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi akan berkurang. Kadang-kadang terjadi breakthrough bleeding atau spotting pada waktu penggnaan pil kontrasepsi. Gejala-gejala ini akan menghilang dengan sendirinya, tetapi bila masih terdapat, sebaiknya pil diganti dengan yang mengandung estrogen lebih tinggi. Harus pula disingkirkan kemungkinan-kemungkinan penyebab lainnya terutama pada akseptor yang telah lama.
Amenorrhoe atau missed (silent menstruation) dapat terjadi pada beberapa kasus. Bila terjadi selama dua siklus berturut-turut, haruslah diperiksa terhadap kemungkinan adanya kehamilan. Setelah kehamilan disingkarkan dan ternyata setelah tiga siklus, menstruasi belum juga terjadi maka sebaiknya pil kontrasepsi dihentikan sampai menstruasi kembali sperti semula. Smentara ini dianjurkan untuk memakai cara kontrasepsi yang lian.
Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil berhenti atau diikuti pula dengan galactorrhoe. Pada kasus-kasus demikian fertilitas akan kembali dengan sendirinya setelah beberapa waktu atau dapat pula diberikan clomiphen citrat. Bila dengan cara ini masih belum berhasil dapat pula dicoba dengan human menopausal gonadotrophin.
Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :
1. Metabolisme karbohidrat
Pil dapat menimbulkan GTT yang abnormal pada kurang lebih 40 % akseptor. Oleh karena itu penderita DM yang menggunakan pil kontrasepsi harus diawasi dengan baik.
2. Kelenjar thyroid
Oleh pengaruh estrogen dalam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan thyroksin binding globulin dan protein bound iodine.
3. Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi
Pada beberapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada umumnya tidak menunjukan terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan clomiphen bila perlu dapat dicoba.
4. Pengaruh terhadap persalinan kemudian
Kelainan kongenital tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan pil kontrasekpsi sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Pada beberapa penyelidikan dikemukakan kemungkinan terjadinya carcinoma vaginae pada anak di kemudian hari bila pil terus dimakan dalam keadaan hamil.
5. Pengaruh terhadap laktasi
Estrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan memperpendek masa laktasi, tetapi dengan dosisrendah pengsruh ini dapat dikurangi. Sebaliknya mini pil yang hanya mengandung progestrogen tidak mempengaruhi laktasi.
6. Kardiovaskuler
Beberapa penyelidik terutama dari Amerika dan Inggris melaporkan bahwa thrombophlebitis disertai atau tidak disertai dengan emboli paru-paru serta thrombosis cerebral meninggi pada pemakai pil kontrasepsi. Kemungkinan ini lebih besar pada akseptor dengan umur tua obesitas dan perokok. Dinegara-negara yang sedang berkembang, kematian oleh kehamilan dan persalinan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kematian oleh thromboemboli.
7. Tumor ganas
Tidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan keganasan pada alat-alat genital. Bila ditemukan keganasan, pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Diduga pil kontrasepsi mengurangi insidens tumor mammae yang jinak. Penagruh carcinogenik pada Ca mammae belum diketahui dengan jelas. Sebagian, estrogen meberikan pengaruh yang buruk pada Ca mammae pada masa premenopause, tetapi pada masa postmenpause malah dapat menimbulkan regresi Ca mammae tersebut.
8. Icterus
Pil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang pernah menderita chronic idiopathic jaundice dan pruritus generalisata yang terjadi berulang-ulang selama kehamilan. Penderita yang pernah mengalami virus hepatitis sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar telah normal kembali.
9. Hypertensi
Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil kontrasepsi. Hypertensi sendiri bukan merupakan kontraindikasi absolut, tetapi pengawasan tekanan darah ahrus dilakukan lebih teliti. Bila tensi naik melebihi 160 mmHg sistolik dan 105 mmHg diastolik, harus diberikan oengobatan terhadap hypertensinya atau pil kontrasepsi lain. Gejala hypertensi sering timbul pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami hypertensi selama kehamilan atau terdapat riwayat hypertensi dalam keluarga.
10.Depresi
Pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan perasaannya(mood) selama siklus menstruasi. Kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi pada pemakai pil kontrasepsi. Bila ini terjadi, pil kontrasepsi dapat dihentikan dan diganti dengan cara kontrasepsi yang lain.
11.Libido
Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita. Ini disebabkan pengaruh steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi hamil. Biasanya frekuensi coitus menurun setelah ovulasi, tetapi dengan pil kontrasepsi perubahan ini tidak tampak. Kadang-kadang sekali terdapat wanita yang mengeluh libidonya berkurang dan dalam hal ini sebaiknya pil oral dihentikan (Sastrawinata, 2000).
Cara Penggunaan
Panduan cara penggunaan pil KB adalah sebagai berikut : (Saifuddin, 2006)
1. Pil Kombinasi
a. Petunjuk Umum
Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum :
1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada pada kemasan.
5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.
6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan yang baru.
7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.
8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.
9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.
10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
b. Aturan Pil Lupa
Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).
c. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode barier.
d. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum dan aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien tentang berbagai metode kontrasepsi.
2. Pil Sequential
Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14–16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5–7 hari terakhir.
3. Mini Pil atau Pil Progestin
Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil Progestin :
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid (tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:
1. Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.
2. Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti dengan mini pil.
3. Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).
Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila :
1. Diduga tidak terjadi kehamilan.
2. Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).
3. Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).
Selain itu, mini pil dapat digunakan saat :
1. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya, apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.
2. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil. Pil dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.
Cara Minum Mini Pil atau Pil Progestin
Di bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:
1. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
2. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.
3. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali.
4. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.
5. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
6. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
7. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.
8. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan pertama).
9. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke pelayanan kesehatan.
10. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (termasuk HBV dan HIV/AIDS) atau lupa minum pil.
c. Aturan Pil Lupa
Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:
1. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat dan gunakan metode barier selama 48 jam.
2. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan gunakan metode barier sampai akhir bulan.
Hal yang Perlu Disampaikan pada PasienDi bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:
1. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
2. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.
3. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali.
4. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.
5. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
6. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
7. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.
8. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan pertama).
9. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke pelayanan kesehatan.
10. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (termasuk HBV dan HIV/AIDS) atau lupa minum pil.
c. Aturan Pil Lupa
Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:
1. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat dan gunakan metode barier selama 48 jam.
2. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan gunakan metode barier sampai akhir bulan.
Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:
1. Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama. Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu kesehatan.
2. Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing, ataupun nyeri payudara.
3. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi obat-obatan tuberkulosis ataupun epilepsi.
4. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid, kemungkinan terjadi kehamilan.
5. Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.
6. Masalah penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, kemungkinan terjadi hipertensi atau masalah vaskuler.
7. Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar